Juru Bicara Satuan Tugas (Satgas) Penanganan COVID-19, Wiku Adisasmito menuturkan perihal pandemi virus corona yang diprediksi menjadi endemi.
Sebagai informasi, endemi adalah penyakit yang menyerang lingkup lebih kecil dibanding pandemi, misalnya satu negara saja, wilayah atau benua.
Ia menjelaskan, endemi dapat digambarkan sebagai situasi kondisi kasus yang lebih terkendali. Menurut Wiku, meskipun terkendali, bukan berarti virus COVID-19 dinyatakan hilang.
“Endemi dapat digambarkan sebagai sebuah situasi dimana kondisi kasus lebih terkendali. Namun, bukan berarti virusnya hilang sepenuhnya,” ungkap Wiku dalam konferensi pers virtual, Kamis (19/8) mengutip Kompas.
Wiku menuturkan, terdapat sejumlah hal yang mengindikasikan bahwa pandemi bertransisi menjadi endemi. Misalnya meningkatnya kekebalan masyarakat terhadap virus.
Kemudian, menurunnya angka infeksi alamiah sehingga jumlah pasien yang dirawat serta angka kematia akibat virus menurun.
Menurutnya, hal tersebut dapat dicapai dengan instrumen pengendalian pandemi yang tengah diupayakan pemerintah saat ini.
Upaya yang tengah dijalankan oleh pemerintah saat ini di antaranya adalah Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM), gerakan 3M (memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak), 3T (testing, tracing, treatment), hingga vaksinasi di setiap kabupaten/kota di Indonesia.
“Diharapkan kondisi tersebut segera tercapai dengan syarat kolaborasi pemerintah dan masyarakat harus bisa menyukseskan kebijakan yang telah ada agar efektif dan signifikan hasilnya,” kata Wiku.
Sebelumnya, Wiku menyampaikan bahwa virus corona akan tetap hidup menjadi sebuah endemi. Hal tersebut ia sampaikan mengutip survei yang dilakukan oleh Nature terhadap 100 ahli imunologi, firologi dan peneliti penyakit menular.
“Bahwa 89 persen di antaranya sepakat bahwa virus COVID-19 akan tetap hidup bersamaan dengan kita sebagai sebuah endemi atau yang artinya virus ini tidak akan berakhir menghilang sepenuhnya,” kata Wiku dalam konferensi pers virtual, Selasa (17/8).
Wiku mengatakan, berdasarkan prediksi tersebut, hal baik yang dapat ditangkap yakni di masa mendatang kekebalan masyarakat akan meningkat terhadap virus corona seiring dengan akselerasi vaksinasi maupun infeksi alamiah.
Dengan demikian, angka perawatan dan kematian pasein COVID-19 akan berkurang meskipu virus masih tetap ada terus beredar.
Dampak Ekonomi Jika COVID-19 Menjadi Endemi
Tauhid Ahmad, ekonom Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) mengatakan isu pandemi COVID-19 yang diproyeksi menjaid endemi pada 2022 mendatang menimbulkan ketidakpastian tinggi pada sektor ekonomi.
“Misalnya pariwisata, hotel, restoran, rumah makan, itu kan akan berubah (pola bisnisnya),” ungkap Tauhid dalam Webinar Kupas Tuntas Postur RAPBN 2022, Jumat (20/8) mengutip CNN Indonesia.
Tauhid menuturkan, jika benar pandemi COVID-19 akan menjadi endemi di Indonesia tahun depan, ekonomi tidak akan kembali seperti sebelumnya.
“Hal ini akhirnya membuat pemerintah cukup gamang dalam merumuskan angka pertumbuhan ekonomi,” kata Tauhid.
Sebagai catatan, pemerintah menargetkan pertumbuhan ekonomi sebesar 5 persen hingga 5,5 persen dalam RAPBN 2022. Angka ini lebih tinggi dari target pertumbuhan ekonomi dalam APBN 2021, yaitu 5 persen.
Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani mengatakan, pemerintah sedang menyiapkan sejumlah langkah penyesuaian jika pandemi COVID-19 ini menjadi endemi. Persiapan dilakukan sesuai dengan pandangan sejumlah ilmuwan.
“Kami mungkin melihat 2022 adalah suatu masa di mana pandemi akan menjadi endemi. Jadi sekarang disiapkan langkah-langkah bagaimana Indonesia melakukan adjustment terhadap pandemi menjadi endemi,” ungkap Sri Mulyani.
Ia menyatakan pemerintah akan selalu merespons perkembangan yang terjadi secara cepat. Pemerintah, sambung Sri Mulyani, juga akan melihat pandangan dari sejumlah ilmuwan, fakta dan data yang ada.
Salah satu penyesuaian yang dilakukan adalah dengan memastikan ketersediaan pasokan caksin COVID-19 di Tanah Air. Selain itu, protokol kesehatan juga wajib dijalankan dengan ketat.
Baca juga: Cara Pendaftaran Vaksin COVID-19 Online, Cukup Pakai Smartphone