Baru-baru ini publik dihebohkan dengan berita pengakuan seorang pria berinisial MS yang bekerja sebagai pegawai kontrak di Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) Pusat, mengaku mendapatkan perundungan dan pelecehan yang dilakukan oleh rekan kantornya.
Pengakuan tersebut diunggah oleh seseorang ke media sosial. Dalam unggahan tersebut, MS membeberkan seluruh kejadian perundungan dan pelecehan yang ia terima sejak 2012 di kantor KPI Pusat.
MS mulai menerima perundungan yang dilakukan oleh rekan kerjanya sejak 2012. Ia mendapatkan tindakan pemukulan, makian hingga pelecehan seksual.
Cerita MS yang mengalami kejadian tidak menyenangkan dari rekan kerjanya di KPI Pusat tersebut beredar di aplikasi pesan instan WhatsApp dengan maksud meminta perhatian akan adanya tindakan pelecehan seksual dimana korban dan pelaku adalah sama-sama pria. Hingga pada Kamis (2/9) pesan tersebut beredar dengan cepat di media sosial.
Melansir Suara.com, MS membenarkan apabila pesan berantai itu memang berasal darinya.
“Iya benar tulisan saya, kak,” ujar MS melalui pesan singkat, Kamis (2/9).
MS mengaku dirinya merupakan pegawai kontrak di KPI Pusat yang bertanggung jawab pada divisi Visual Data. Ia mengaku ingin sekali keluar dari KPI karena sudah tidak kuat menahan perundungan yang dialaminya.
Kepada VOI, MS menyebut pelecehan seksual dan perundungan yang dialaminya terjadi pada siang hari di lingkungan kantornya. Ia juga menyebut tidak ada rekan lainnya yang membantu dirinya.
“(Pelecehan terjadi, red) di lingkungan kantor. Siang hari,” kata MS saat berbincang dengan VOI melalui pesan singkat, Rabu (1/9).
MS mengatakan para pegawai KPI Pusat tahu atas tindakan tersebut. tapi mereka tidak bisa berbuat banyak.
“Mereka ya pada diam-diam saja,” ungkapnya.
Kronologi Pelecehan dan Perundungan yang Dialami MS di Kantor KPI Pusat

MS mengaku, pelecehan seksual dan perundungan yang terus didapatkannya sejak tahun 2012 itu terjadi hingga saat ini. menurutnya, para pelaku berani melakukan pelecehan seksual dan perundungan pada dirinya karena ia dianggap ‘cupu’ dan tidak berani melawan, terlebih mereka senior yang lebih dulu masuk.
Dalam pengakuannya, pihak kantor memang sudah melakukan tindakan atas pelecehan dan perundungan yang dialaminya dengan memindahkan tempat kerjanya ke ruangan yang lebih aman. Namun, ia tetap merasa tidak nyaman.
“Saya enggak tahan lagi, kak,” ujar MS sembari berkata dirinya akan keluar dari KPI Pusat.
“Saya mungkin akan resign,” imbuhnya.
Adapun dalam pesan berantai tersebut, MS mengungkapkan kejadian itu bermula saat ia kerap disuruh-suruh untuk melayani para seniornya. Padahal, menurutnya mereka punya kedudukan yang sama sebagai pegawai KPI Pusat.
Puncaknya, pada tahun 2015 saat para pelaku beramai-ramai memegangi kepala, tangan, kaki, menelanjangi, memiting hingga melakukan pelecehan.
“(Mereka, red) melecehkan saya dengan mencoret-coret buah zakar saya memakai spidol,” ungkap MS dalam pesan berantai yang ia kriimkan karena merasa sebagai jalan terakhirnya.
“Kejadian itu membuat saya trauma dan kehilangan kestabilan emosi. Kok bisa pelecehan jahat macam begini terjadi di KPI Pusat? Sindikat macam apa pelakunya? Bahkan mereka mendokumentasikan kelamin saya dan membuat saya tak berdaya melawan mereka setelah tragedi itu,” imbuhnya.

Kejadian semacam ini kemudian berulang pada tahun 2017 saat pegaia KPI Pusat melakukan Bimtek di Resort Prima Cipayung. Sekitar tengah malam saat dirinya terlelpa, para pelaku melemparnya ke kolam rennag dan menertawai dirinya.
MS mengaku sudah melaporkan pelecehan dan perundungan yang dialaminya ke Komnas HAM pada 11 Agustus 2017 yang kemudian dibalah sebulan setelahnya.
Saat itu, MS mengatakan, apa yang dialaminya sebagai tindak pidana dan ia disarankan melapor ke pihak kepolisian. Hanya saja, laporannya ke Polsek Gambir pada 2019 lalu tidak diterima dan dirinya diminta menyelesaikan masalah tersebut secara internal.
MS memang melakukan hal tersebut, mengadukan kepada atasan yang kemudian ia dipindahkan ke divisi lain yang lebih aman. “Tapi sejak pengaduan itu, para pelaku mencibir saya sebagai manusia lemah dan si pengadu. Mereka sama sekali tidak disanksi,” ungkapnya.
Dalam pesan berantai tersebut, MS menyertakan beberapa nama rekannya yang melakukan tindakan pelecahan dan perundungan terhadap dirinya. Dengan haraoan, kasus yang menimpanya bisa diusut dan pelaku mendapat hukuman yang setimpal. Ia menyayangkan kejadian yang menimpanya ini dianggap remeh oleh beberapa pihak karena dia seorang pria. Padahal, kekerasan, pelecehan dan perundungan bisa terjadi pada siapa saja, baik laki-laki maupun perempuan.
Baca juga: Lucas WayV Tertimpa Skandal Gaslighting Kepada 2 Mantannya, Apa Itu?