Badan Kesehatan dunia (WHO) rekomendasikan vaksin AstraZeneca meski sempat menuai beberapa masalah.
Seorang pejabat tinggi dari the European Medicines Agency (EMA) selaku pengatur obat-obatan di Uni Eropa mengklaim ada hubungan yang jelas antara vaksin tersebut dengan kasus pembekuan darah.
Meskipun, EMA sendiri masih mengkaji data dan belum mencapai kesimpulan akhir.
WHO mengatakan tak ada bukti bahwa analisis manfaat dan risiko salah satu dari tiga vaksin Covid-19 yang diberi lampu hijau oleh lembaga tersebut telah berubah.
“Tak ada hubungannya untuk saat ini, antara vaksin dan kejadian trombotik dengan trombositopenia [trombosit rendah],” kata Direktur Regulasi dan Pra-kualifikasi WHO, Rogerio Pinto de Sa Gaspar.
“Penilaian yang kami miliki untuk saat ini, dan ini sedang dipertimbangkan oleh para ahli, adalah bahwa penilaian manfaat-risiko untuk vaksin [AstraZenaca] sebagian besar masih positif,” lanjutnya.
“Untuk saat ini, tidak ada bukti bahwa penilaian manfaat-risiko untuk vaksin perlu diubah,” katanya.
Vaksin AstraZeneca diketahui diproduksi di Korea Selatan dan India. Ditambah vaksin Pfizer-BioNTech dan dari Johnson and Johnson, hanya ketiga vaksin itu yang sejauh ini telah menerima persetujuan dari WHO untuk mengatasi pandemi.
Pada 18 Maret lalu, setelah sejumlah negara menunda penggunaan vaksin AstraZeneca, EMA menekankan bahwa manfaat penggunaan vaksin tersebut masih lebih besar dibanding risikonya dan mesti tetap digunakan.
WHO memberikan dukungan kuat atas vaksin tersebut pada hari berikutnya, mendesak negara-negara untuk tetap melakukan vaksinasi setelah meninjau sejumlah laporan terkait pembekuan darah.
Direktur Jenderal WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus mengatakan “tak ada keraguan” soal manfaat vaksin itu usai pakar keamanan vaksin dari lembaga tersebut tidak menemukan peningkatan kondisi pembekuan yang berkaitan dengan dosis AstraZeneca.
“Pertanyaan dengan obat atau vaksin apa pun adalah apakah risiko meminumnya lebih besar atau lebih kecil daripada risiko penyakit yang dimaksudkan untuk dicegah atau diobati,” katanya kala itu.
“Tidak ada keraguan: Covid-19 adalah penyakit mematikan dan vaksin Oxford-AstraZeneca dapat mencegahnya,” lanjutnya.
Baca juga: Vaksin AstraZeneca bermasalah, Ini Daftar Negara yang Menangguhkan