Mahasiswa jaman sekarang yang apa-apa selalu dengan gadget pasti sudah tidak asing dengan istilah investasi. Tentunya Anda sudah paham bahwa berinvestasi di pasar saham adalah investasi yang menguntungkan.
Tidak sedikit yang menganggap investasi itu harus dengan modal yang besar. Mahasiswa mana bisa? Mungkin itu yang sering jadi pertanyaan di kalangan teman-teman mahasiswa.
Sudah bukan jamannya mahasiswa hanya bertugas untuk menjadi agent of change dan berkutat dengan makalah serta praktikum saja. Kini mahasiswa pun bisa berinvestasi di pasar saham.
Bagaimana bisa saya membeli saham dengan uang saku yang pas-pasan? Jangan khawatir, dengan Rp100.000 bahkan Rp50.000 kalian sudah bisa berinvestasi di pasar modal loh. Saat ini banyak emiten dengan track record market yang bagus, membuka harga saham mulai dari Rp286 saja loh per-lembarnya.
Jadi, jika kalian ingin berinvestasi di pasar modal dengan membeli saham, cukup mengeluarkan uang Rp28.600 per lot. Murah bukan?
Lalu bagaimana sih tips dan trik buat kalian mahasiswa yang ingin memulai investasi saham? Berikut 5 tips yang dapat Juragan Berita berikan untuk kalian investor pemula:
1. Jangan langsung tergiur untuk mengeluarkan modal yang besar
Ingin mendapatkan hasil yang besar tentunya harus dengan modal yang besar pula. Namun jika Anda belum begitu mengenal pasar saham, Anda disarankan untuk memulai dengan modal yang minimal terlebih dahulu.
Mengapa demikian? Karena jika terjadi salah langkah, Anda dapat meminimalisir kerugian yang terjadi. Selain itu, tujuan mengapa memulai dengan modal yang tidak terlalu besar adalah untuk proses belajar. Perlu pembiasaan diri untuk terbiasa dengan software dan aplikasi untuk transaksi jual beli saham, belajar bagaimana analisis saham dan sebagainya yang memerlukan waktu. Jika Anda sudah mantap, silakan untuk menambah modal Anda.
2. Beli saham yang memiliki fundamental yang baik
Ini yang terpenting, Anda bisa memilih perusahaan saham blue chip yang sudah lama dikenal publik, memiliki usaha yang jelas, tidak memiliki banyak utang, produk yang ramai dan laku di pasaran, memiliki manajemen yang transparan dan sebagainya. Ingat! Jangan membeli saham ‘gorengan’ yang tidak jelas penyebab pergerakan harganya.
Mengapa Anda harus memilih saham blue chip? Saat pasar saham terkoreksi, saham blue chip juga ikut terkoreksi. Tetapi setelah pasar saham pulih, saham blue chip juga yang bergerak naik lebih duhulu dan lebih cepat dari yang lain.
3. Belajarlah untuk melakukan analisis.
Perlu diketahui, saat Anda memilih berinvestasi di pasar saham, sudah barang wajib Anda mengetahui cara analisis saham untuk keputusan jual atau beli. Cara analisis yang terkenal dan umum dilakukan adalah Analisis Teknikal dan Analisis Fundamental.
Secara garis besar, analisis teknikal adalah analisis yang dilakukan dengan melihat historis pergerakan harga saham yang bertujuan untuk mengetahui prediksi tren harga saham di masa depan.
Sedangkan analisis fundamental merupakan analisis mendasar untuk menggali informasi seperti kondisi ekonomi dan industri secara keseluruhan serta kondisi perusahaan yang meliputi kinerja dan proyeksi perusahaan untuk memprakirakan harga saham.
4. Lakukan diversifikasi.
Anda perlu membeli beberapa saham untuk membagi kemungkinan resiko yang terjadi. Membeli banyak saham memiliki resiko kerugian yang lebih kecil daripada hanya membeli satu jenis saja. Jika salah satu saham yang Anda beli mengalami penurunan kinerja, saham Anda yang lain berkemungkinan untuk naik. Jangan letakkan semua uang Anda pada satu tempat saja.
5. Analisis dan review portofolio secara berkala
Anda bisa melakukan analisis dan review ini setiap 3 bulan sekali, 6 bulan sekali atau sekali dalam satu tahun. Jika Anda menemukan saham yang kurang bagus kinerjanya yang disebabkan karena produk yang gagal di pasaran atau merugi dan sebagainya, Anda bisa mengganti saham tersebut dengan saham lain yang lebih baik.
Cermati dan lakukan langkah-langkah di atas dengan baik agar Anda mendapatkan keuntungan yang maksimal di pasar saham. Selamat berinvestasi.
Baca juga: 4 Pilihan Investasi yang Cocok Untuk PNS