Fenomena Blue Moon atau Bulan Biru trejadi pada Minggu (22/8) malam WIB. Peneliti Pusat Sains Antariksa LAPAN, Andi Pangerang menyampaikan bahwa fenomena Blue Moon kali ini masuk kedalam kategori Bulan Biru Musiman.
Andi menjelaskan, Blue Moon tidak berarti warna Bulan menjadi biru. Ia mengatakan, asal usul historis ini dan dua definisinya masih simpang siur.
“Banyak orang meyakini istilah Bulan Biru yang dimaknai sebagai sesuatu hal yang terjadi sangat langka berasal dari ketika kabut asap dan abu vulkanik dari letusan gunung berapi mengubah Bulan menjadi berwarna kebiruan,” ujar Andi dalam rilis resmi LAPAN yang dikutip dari Liputan6, Senin (23/8).
Fenomena Blue Moon atau Bulan Biru musiman ini terjadi setiap dua atau tiga tahun sekali. sebelumnya, fenomena ini pernah terjadi pada 19 Mei 2019 dan 22 Mei 2016. Fenomena ini akan kembali terjadi pada 20 Agustus 2024 dan 20 Mei 2027 mendatang.
Mitos Tentang Fenomena Blue Moon

Fenomena purnama Bulan Biru hingga saat ini masih dianggap istimewa oleh kebanyakan orang karena kemunculannya termasuk langka.
Di dunia barat, kemunculan Blue Moon erat kaitannya dengan mitos dan hal-hal berbau mistis.
Meskipun sebenarnya fenomena Blue Moon adalah peristiwa purnama biasa, masyarakat Eropa zaman dulu menganggap kemunculannya berkaitan dengan sosok manusia serigala jadi-jadian atau kerap disebut werewolf.
Melansir Live Science via Suara.com, ilmuwan di berbagai belahan dunia pun banyak yang mencoba untuk mengungkap mitos yang ebrkaitan dengan Bulan purnama tersebut.
Hasilnya, beberapa hal berbau tahayul tentang Bulan purnama berhasil terpatahkan. Meski sebagian orang masih percaya dengan mitos tersebut dan banyak dilakukan hingga saat ini.
Berikut mitos yang beredar tentang Blue Moon:
1. Serangan setan yang memicu kejang-kejang
Orang-orang Eropa zaman dulu kerap menghubungkan kejang-kejang yang terjadi secara tiba-tiba saat Bulan purnama sebagai bentuk dari serangan setan atau makhluk jahat lainnya.
Namun, penelitian di jurnal Epilepsy & Behavior pada tahun 2004 menyatakan bahwa kejang-kejang adalah tanda dari penyakit epilepsi.
Lebih lanjut, penelitian itu juga tidak menemukan adanya hubungan antara epilepsi dengan Bulan Purnama. Meski tidak sedikit pasien yang menyatakan serangan epilepsi sering terjadi saat Bulan penuh muncul.
2. Membuat hewan jatuh sakit
Menurut penelitian yang dilakukan di University of Coloradi, jumlah pasien rumah sakit hewan dilaporkan meningkat usai malam Bulan purnama. Peningkatannya terjadi sebanyak 23 persen untuk kucing hingga 28 persen untuk anjing.
Namun ilmuwan University of Colorado menyatakan bahwa hal tersebut bukan sebuah indikasi bahwa hewan menjadi lebih mudah sakit saat Bulan purnama atau Blue Moon.
Peningkatan jumlah hewan yang terluka atau sakit saat Bulan purnama disebutkan terjadi akibat kesalahan si majikan.
Saat Bulan bersinar terang, diketahui banyak pemilik hewan membawa piaraan mereka keluar rumah untuk jalan-jalan. Hal itulah yang meningkatkan risiko kecelakaan dan sakit pada hewan piaraan.
3. Anjing menjadi lebih galak

Berdasarkan data dari England Journal of Medicine tahun 2001, diketahui jumlah gigitan hewan pada dokter akan meningkat pesat saat Bulan purnama, bahkan disebut kenaikannya hingga dua kali lipat.
Namun hal tersebut dibantah oleh penelitian dari Australia. Penelitian tersebut memberikan kesimpulan bahwa jika angka gigitan hewan, terutama anjing relatif sama di setiap malam meskipun saat Bulan purnama sekalipun.
4. Bikin manusia jadi gila
Salah satu mitos seputar Bulan purnama atau fenomena Blue Moon yang paling banyak dipercaya orang adalah peningkatan jumlah orang gila dan kunjungan rumah sakit di malam tersebut.
Namun, lagi-lagi hal tersebut terbantahkan karena berdasarkan dua hasil penelitian di jurnal Psychiatric Services (2005) dan American Journal of Emergency Medicine (1996), tidak ada perbedaan antara jumlah kunjungan pasien di rumah sakit dan psikiater pada malam biasa dan saat Bulan purnama.
Bahkan, menurut tradisi Welsh, jika seorang anggota keluarga meninggal selama Blue Moon, tiga anggota keluarga lainnya akan mengikuti dalam waktu dekat.
5. Memetik bunga dan buah beri

Mengutip dari laman Standart, memetik bunga dan mengumpulkan buah beri selama Blue Moon dikatakan bisa membawa nasib baik bagi yang melakukannya.
6. Bayi Blue Moon
Terdapat mitos lawas yang menghubungkan antara bulan dan kehamilan. Dengan budaya yang berbeda, berspekulasi bahwa wanita akan menjadi lebih subur selama fenomena Blue Moon terjadi dan bahkan lebih baik saat Bulan purnama.
7. Ucapkan keinginan atau make a wish

Mitos lain meyakini bahwa jika seseorang merencanakan keinginan di bawah Blue Moon, ia akan segera mencapainya. Tidak ada salahnya meluangkan wkatu untuk benar-benar memikirkan apa yang ingin Anda capai dalam waktu dekat, jadi mungkin ini layak untuk dicoba.
8. Saatnya buka hati
Banyak budaya yang berkembang dna percaya bahwa saat terjadi Blue Moon, ada peluang lebih tinggi untuk jatuh cinta. Jadi tidak ada salahnya untuk mulai membuka hati bagi orang lain.
Itulah beberapa mitos yang berkembang di masyarakat khususnya dunia barat tentang fenomena Blue Moon. Sejatinya, Blue Moon adalah sebuah fenomena alam. Kepercayaan atas mitos yang beredar tentu menjadi pilihan bagi orang-orang apakah akan emmpercayainya atau tidak.
Baca juga: Fenomena Aphelion 6 Juli, Bagaimana Penjelasnnya?