Sejarah penjajahan Belanda tidak pernah terlepas dari sejarah panjang Indonesia. Masa penjajahan Indonesia tidak langsung dimulai ketika orang-orang Belanda pertama kali menginjakkan kaki di Bumu Pertiwi pada akhir abad ke-16.
Sebaliknya, proses penjajahan Belanda merupakan proses ekspansi politik yang lambat, bertahap dan berlangsung selama beberapa abad sebelum mencapai batas-batas wilayah Indonesia seperti yang ada sekarang.
Selama abad ke-18, Vereenigde Oost-Indische Compagnie (VOC) memantapkan dirinya sebagai kekuatan ekonomi dan politik di pulau Jawa setelah runtuhnya Kesultanan Mataram. Perusahaan dagang Belanda ini telah menjadi kekuatan utama di perdagangan Asia sejak awal 1600-an, namun pada abad ke-18 mulai mengembangkan minat untuk campur tangan dalam politik pribumi di pulau Jawa demi meningkatkan kekuasaannya pada ekonomi lokal.
Namun, korupsi dan manajemen yang buruk serta persaingan ketat dari Inggris (East India Company) mengakibatkan runtuhnya VOC menjelang akhir abad ke-18. Pada tahun 1796, VOC akhirnya bangkrut dan kemudian dinasionalisasikan oleh pemerintah Belanda.
Akibatnya, harta dan aset milik VOC di Nusantara jatuh ke tangan penjajahan Belanda pada tahun 1800. Namun, ketika Perancis menduduki Belanda antara tahun 1806 dan 1815, aset-aset tersebut dipindahkan ke tangan Inggris. Usai kekalahan Napoleon di Waterloo diputuskan bahwa sebagian besar wilayah Nusantara kembali ke tangan Belanda.
Selama penajajahan Belanda yang memakan waktu hingga 350 tahun lamanya, ternyata Belanda dalam kondisi internal yang dirundung banyak masalah. Berikut beberapa fakta tersembunyi penjajahan Belanda di Indonesia yang wajib Anda ketahui, seperti yang dirangkum dari Boombastis:
1. Belanda Menjadi Negara Penjajah dan Dijajah di Saat yang Sama

Dahulunya, Belanda merupakan wilayah yang menjadi bagian dari penjajahan Bangsa Spanyol. Kemerdekaan mereka diawali oleh perang yang disebut sebagai Perang Delapan Puluh Tahun (1566-1648). Perang ini merupakan sebuah pemberontakan 17 provinsi di wilayah Belanda terhadap Raja Spanyol. Sekian lama berperang, mereka kemuydian memperoleh kemerdekaan tahun 1648.
Sejarah berlanjut ketika tahun 1795 Belanda menjadi satelit Negara Perancis Raya dan kemudian di tahun 1810 Perancis secara resmi menajjah Belanda di bawah kekuasaan Napoleon Bonaparte. Artinya, Belanda yang saat itu sedang menjajah Indonesia , ternyata di saat yang sama mereka juga menjadi jajahan negara lain. Peristiwa ini terjadi bertepatan dengan masa pemerintahan Gubernur Jenderal Daendels yang bertugas di Indonesia. Pendudukan Perancis di Belanda berakhir pada tahu 1815.
2. Penjajahan Belanda di Indonesia Bersamaan dengan Belanda “Berperang” dengan Masalah Banjir

Salah satu hal yang menarik dari Belanda adalah wilayahnya yang berada di bawah permukaan air laut. Hal ini sejalan dengan nama resmi negara Belanda yang disebut sebagai Nederland yang secara harfiah berarti ‘tanah rendah’.
Dalam Bahasa Belanda, ‘Neder’ berarti ‘rendah’, ‘Land’ berarti ‘tanah’. Kondisi unik ini memang sedari awal sudah disadari oleh para pendiri Negara Belanda. Oleh karena itu, mereka rela berjibaku membangun wilayah itu dmei terbebas dari penjajahan Bangsa Spanyol.
Kaitannya dengan Indonesia, meskipun Belanda tampak superior saat menjajah Indonesia, ternyata di saat yang sama mereka harsu berjibaku dengan berbagai banjir yang menimpa mereka. Rakyat Belanda harus berjuang keras untuk bertarung dengan lautan yang berada di atas mereka. Perlawanan itu baru berakhir setelah Indonesia meredeka, yakni ketika mereka mulai membangun bendungan raksasa di tahun 1958 dna baru selesai di tahun 1997.
3. Belanda adalah Negara Kecil yang Mampu Menjajah Indonesia yang Berwilayah Besar

Belanda sedianya adalah negara kecil di belahan bumi eropa. Luasnya hanya menyentuh angka 41.543 kilometer persegi. Sekitar 18,41% nya merupakan wilayah perairan. Sementara 20% wilayahnya terletak di bawah permukaan air dan dan 50% nya berada di ketinggian kurang dari satu meter dari permukaan air laut. Jika dibandingkan dengan luas Jawa Timur, wilayah Belanda ini tidak lebih luas dibandingkan dengannya, karena wilayah Jawa Timur adalah 47.927 kilometer persegi.
Meski memiliki wilayah yang kecil, ternyata orang Belanda memiliki kelebihan untuk menguasai negara lain. Namun Belanda bisa menjajah Indonesia dan Suriname kala itu. Hebatnya, Belanda hanya menugaskan seorang gubernur Jenderal beserta bawahannya dan sejumlah pasukan untuk mengatur wilayah jajahan tersebut. Sebagai perbandingan, Belanda mampu mengontrol 60.717.233 rakyat Indonesia pada tahun 1930 dengan hanya dikepalai oleh seorang Gubernur Jenderal.
4. Belanda Melakukan Penjelajahan Samudera untuk Penjajahan, Indonesia untuk Perdagangan

Sebagia negara kecil, nyatanya Belanda memiliki mentalitas berlayar yang cukup tangguh di masanya. Hal tersebut dilatarbelakangi oleh kebutuhan rempah-rempah yang dahulunya mereka mengambil dari Lisabon, Portugis. Namun kemudian pemenuhan rempah-rempah Belanda menjadi terhalang akibat Portugis dijajah oleh Spanyol. Akhirnya pelaut-pelaut Belanda menempun penjelajahan saudera untuk menemukan daerah-daerah pengahsil rempah-rempah.
Penjajahan Belanda di Indonesia dimulai pada April 1595, Cornelis de Houtman memimpin 4 buah kapal hingga mencapai Pelabuhan Banten. Sementara itu, masyarakat Indonesia saat itu berlayar untuk perdagangan yang berhubungan dengan pedagang Arab, Persia dan Gujarat. Jadi terlihat sekali perbedaan motivasi antara masyarakat Belanda dan Indonesia dalam bidang pelayaran di masa itu.
Baca juga: 7 Fakta Peristiwa Rengasdengklok, Penculikan Soekarno Sebelum Proklamasi Kemerdekaan