Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) TNI, Jenderal Andika Perkasa, mengatakan bahwa Aprilia Manganang mengalami kelainan hipospadia sejak lahir.
Aprilia Manganang memberikan keterangan secara virtual dari RSPAD Gatot Subroto. Aprilia Manganang saat ini sedang dirawat di RSPAD Gatot Subroto setelah menyelesaikan corrective surgery tahap pertama perubahan jenis kelamin dari perempuan ke laki-laki.
Pengertian Kelainan Hipospadia
Suatu kondisi ketika lubang kencing penis adalah pada bagian bawah dan bukannya di ujung.
Pada kondisi normal, uretra terletak tepat di ujung penis. Akan tetapi, pada bayi dengan hipospadia, uretra berada di bagian bawah penis
Hipospadia adalah kondisi bawaan relatif jarang ketika lubang kencing penis adalah pada bagian bawah organ. Kondisi ini lebih sering terjadi pada bayi dengan riwayat keluarga dengan kelainan hipospadia.
Gejala Hipospadia
Kondisi hipospadia pada setiap penderita bisa berbeda-beda. Pada sebagian besar kasus, lubang kencing terletak di bagian bawah kepala penis, dan sebagian lain memiliki lubang kencing di bagian bawah batang penis. Lubang kencing juga bisa berada di area skrotum (buah zakar), tetapi kondisi ini jarang terjadi.
Akibat letak letak lubang kencing yang tidak normal, anak dengan hipospadia akan mengalami gejala seperti di bawah ini:
• Percikan urine tidak normal saat buang air kecil
• Kulup hanya menutupi bagian atas kepala penis
• Bentuk penis melengkung ke bawah
Penyebab dan Faktor Risiko Hipospadia
Dikutip dari alodoc.com, Hipospadia terjadi karena perkembangan saluran lubang kencing (uretra) dan kulup penis saat di dalam kandungan terganggu. Penyebab kondisi ini belum diketahui secara pasti. Namun, ada sejumlah faktor yang diduga dapat meningkatkan risiko seorang anak mengalami hipospadia, antara lain karena sang ibu:
• Mengandung pada saat berusia 35 tahun ke atas
• Menderita obesitas dan diabetes saat hamil
• Menjalani terapi hormon untuk merangsang kehamilan
• Terpapar asap rokok atau pestisida saat hamil
Selain karena faktor di atas, memiliki keluarga yang pernah mengalami hipospadia dan kemungkinan anak terlahir secara prematur, juga dapat meningkatkan risiko anak mengalami hipospadia.
Penanganan HipospadApliia
Jika posisi lubang kencing sangat dekat dari posisi yang seharusnya, dan bentuk penis tidak melengkung, penanganan mungkin tidak diperlukan. Namun, bila letak lubang kencing jauh dari posisi normalnya, operasi perlu dilakukan. Idealnya, operasi dilakukan ketika bayi berusia 6 sampai 12 bulan.
Operasi bertujuan untuk menempatkan lubang kencing ke posisi yang seharusnya, dan untuk memperbaiki kelengkungan penis. Operasi dapat dilakukan lebih dari sekali, tergantung pada tingkat keparahannya.
Pada banyak kasus, fungsi penis anak akan kembali normal setelah operasi. Akan tetapi, perlu dilakukan kontrol rutin setelah operasi untuk memastikan hal ini.
Penting untuk diingat, jangan menyunat anak sebelum operasi dilakukan. Dokter bedah mungkin akan memerlukan cangkok dari kulup untuk membuat lubang kencing baru.
Baca juga: 5 Hal Penting yang Seharusnya tidak Dibagikan di Media Sosial