Belakangan diketahui nama Tere Liye trending di media sosial Twitter. Pasalnya, penulis buku kondang tersebut megkritik habis-habisan para pembeli buku bajakan. Hal tersebut menuai berbagai respon dari para warganet.
Ungkapan tersebut sebenarnya adalah bentuk keluhan Tere Liye tentang pembajakan buku yang dianggap sebagai hal yang lumrah dalam masyarakat. Padahal pembajakan buku tersebut tentu saja merugikan banyak pihak. Mulai dari penulis itu sendiri, editor, penerbit dan lainnya. Ia juga menyinggung banyaknya e-commerce ternama yang membiarkan penjual menjual buju bajakan.
Tere Liye mengunggah kekesalannya pada fan page Facebook miliknya.
Kenapa Buku Original itu tidak bisa dijual murah?
Coba kamu perhatikan baik2 gambar ini.
Berhentilah egois sekali dengan semua pemahaman sempit kalian. Lantas memaki penulis bilang tidak ihklas, kok penulis bego bisa kalah sama pembajak.
Buku original itu harus membayar semua pajak, semua biaya2 selain biaya cetak. Pembajak itu tentu saja mereka bisa jual murah, karena mereka hanya bayar nol semua. Tinggal bajak, beres.
Nah, kalau kalian bilang buku mahal, coba kalian ke Eropa, Amerika sana. Atau tidak usah jauh2, ke negara tetangga saja, Singapura, Malaysia. Lagian, coba kamu cek, kamu sekali order makanan, sekali nongkrong, bisa ratusan ribu. Besok jadi kotoran. Beli buku original mikir berkali2. Oh, paham, karena makanan tidak ada bajakannya. Kalau ada, kamu juga beli bajakan gitu?
Nah, kalau kamu benar2 tidak punya uang. Aduh, kan bisa pinjam. Bisa download aplikasi ipusnas. Gratis malah bacanya. Ada yang gratis, kamu malah beli bajakan. Bikin kaya pembajak dan marketplace. Kan goblok banget.
Keluarga kamu kalau kerja HARUS dapat gaji, dapat THR, dapat bonus. Tidak dibayar, kamu dijamin ngamuk. Tapi lihat penulis buku dibajak, kamu komen sok bijak sekali: ‘anggap saja amal’. Dasar goblok, kezaliman massal dilakukan di depanmu, kamu sok bijak. Agama-mu ngajarin apa saat melihat perampok? Atau kamu bagian dari perampok ini?
*Tere Liye
Cuitan Netizen Mengomentari Unggahan Tere Liye di Facebooknya
Tulisan tersebut kemudian diunggah kembali oleh akun Twitter @harisFQ dengan memberikan komentar bahwa ia menyayangkan ucapan Tere Liye yang dianggap kasar terhadap orang-orang yang membeli bukunya dan ia juga menyebutkan mayoritas pembaca buku Tere Liye adalah anak SMP dan SMA.
“Masalahnya, Bung Tere, audiens buku anda itu mayoritas anak smp dan sma yang belom engeuh sama isu pembajakan buku. Baik itu buku fisik maupun ebook. Sekarang mereka yg polos itu anda dungu dan goblokkan, makin nampaklah arogansi anda Bung Tere,” tulis akun tersebut.
Cuitan tersebut menuai banyak kontroversi baik yang pro maupun kontra dari warganet.
Akun Twitter @JukiHoki juga mencuitkan hal yang sama. Ia menyebutkan bahwa tulisan kritik Tere Liye tersebut merupakan kekesalannya kepada pembaca yang membeli buku bajakan. Sang Penulis bahkan sering menyuarakan tentang keluhannya terhadap pembajakan karyanya.
“Bertahun-tahun Tere Liye mengeluh tentang pembajakan. Apalagi penjualan di ecomerce merajalela. Gak ada yang peduli, Tere Liye kayak orang ceramah sendiri.
Sekalinya dia bersuara keras, bilang pembeli buku bajakan dungu. Malah dihujat.
yang gue tahu Tere Liye bukan ngeluhin soal pembajakan karyanya, tapi semua buku. Banyak buku penulis muda dari wattpad yang bajakannya merajalela, bayangin baru merintis karir udah dibajak. Gimana orang mau percaya sama masa depan profesi penulis.
Kenapa pada fokus sama kata dungu, tapi gak liat esensi keresahannya. Emang bener dah, gak papa jahat asal santun. Santun santun emak lo jago pantun.” Tulis akun Twitter @JukiHoki
Bertahun-tahun Tere Liye mengeluh tentang pembajakan. Apalagi penjualan di ecomerce merajalela. Gak ada yang peduli, Tere Liye kayak orang ceramah sendiri.
Sekalinya dia bersuara keras, bilang pembeli buku bajakan dungu. Malah dihujat.
— Juki (@JukiHoki) May 25, 2021
Baca juga: Lady Gaga: Pemerkosaan Saat Remaja Membuat Saya Hamil dan Memiliki ‘Gangguan Psikotik’