Tan Malaka adalah sesosok misterius yang namanya banyak dikenal namun juga banyak yang menutupi namanya dalam sejarah panjang Republik Indonesia. Ia adalah tokoh pergerakan, pemikir, sekaligus filsuf yang juga menjadi salah satu tokoh founding fathers bangsa Indonesia. Bergerilya bertahun-tahun dan melakukan gerakan bawah tanah dalam perjuangan revolusi melawan penjajah asing di bumi Nusantara.
Ia merupakan sosok yang tiada henti dalam mendesain program-program aksi massa revolusi untuk melawan kolonial. Hampir seluruh tokoh pergerakan revolusi untuk melawan kolonial, termasuk Bung Karno, pernah berguru kepadanya soal gerakan revolusi. Namun malang, nasibnya berkata ia harus berakhir tragis karena mati di ujung senjata tentara republik yang ia bela.
Nama Tan Malaka Hampir Dihapus dari Lembaran Sejarah Bangsa Indonesia
Sosok legendaris dalam perjuangan kiri Indonesia itu, banyak menghabiskan umurnya untuk memperjuangkan kemerdekaan bangsa Indonesia dari imperialisme asing. Namun namanya pernah diusahakan untuk dihapus dari lembaran sejarah Indonesia oleh penguasa Orde Baru. Meski pernah dicap berbahaya oleh rezim, namun kini namanya telah dikukuhkan sebagai pahlawan Nasional Indonesia.
Dia adalah pejuang sekaligus pemikir futuristik. Konsepsi kebangsaannya sangat kuat. Salah satu karya monumentalnya, Naar de Republiek Indonesia atau Menuju Republik Indonesia dibuat pada tahun 1925. Jauh sebelum Sumpah Pemuda 1928 yang legendaris itu digaungkan.
Artinya, dengan sepak terjangnya di dalam politik pergerakan itu, sosoknya tidak bisa dihapus begitu saja dalam perjalanan sejarah Indonesia. Terutama jika membicarakan masa pergerakan hingga revolusi kemerdekaan.
Dikenal Sebagai Tokoh Komunis Internasional
Namanya dikenal sebagai tokoh komunis internasional dan memiliki sikap politik yang teguh dan jelas. Tan Malaka sangat kritis terhadap tindak tanduk pemimpin PKI. Ia sangat menentang rencana pemberontakan PKI 1926 di Sumatera Barat dan sebagian Jawa. Menurutnya, gerakan komunis pada saat itu masih lemah dan akan sangat mudah ditumpas oleh pemerintah Hindia Belanda.
Sikapnya yang sering berseberangan dengan tokoh PKI, membuatnya kemudian dicap sebagai kaum Trotsky oleh PKI. Pembangkang komunisme garis Stanlis.
Banyak yang menyebut bahwa kisah Trotsky agak mirip dengan Tan Malaka. Dia terusir dari Uni Soviet ketika Stalin berkuasa. Hidupnya kemudian berpindah-pindah. Keduanya jua sama-sama dieksekusi penguasa. Bedanya, Trotsky meninggal dibunuh ‘Algojo Stalin’ di tempat pengasingannya, Meksiko. Tan Malaka dieksekusi oleh moncong senjata tentara republik.
Eksekusi itu tak lepas dari sikap tegasnya kepada pemerintahan Soekarno-Hatta. Baginya, kemerdekaan tidak bisa dikompromikan. Tan Malaka mengecap sikap kompromi yang ditunjukkan oleh pemerintah Soekarno-Hatta Cs terhadap Belanda.
“Merdeka 100 persen,” demikian kata-kata Tan Malaka yang heroik waktu itu.
Sumber: Merdeka.com, Bisnis.com
Baca juga: Hujan Bulan Juni dan Sapardi Djoko Damono