Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo (Jokowi) mendapatkan kritik pedas dari Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas Indonesia (BEM UI). Kritik tersebut dilontarkan oleh BEM UI melalui akun media sosialnya. Mereka memberikan cap kepada Jokowi sebagai The King of Lip Service alias Raja Membual.
Hal tersebut mereka ungkapkan lantaran Jokowi dinilai sering mengobral janji manis yang kerap tidak direalisasikan.
Postingan tersebut diunggah oleh BEM UI di akun Twitternya @BEMUI_Official pada Sabtu (26/6). Dalam unggahan tersebut memuat 8 poster yang berisikan kritik pedas kepada Jokowi.
Alhasil, postingan itu membuat heboh warganet di Twitter, dari masyarakat hingga pejabat dan sejumlah elite politik. Mereka pun ramai berkomentar atas kritik yang dilontarkan BEM UI.
Kritik BEM UI kepada Jokowi, The King of Lip Service
“Jokowi kerap kali mengobral janji manisnya, tetapi realitanya sering kali juga tak selaras. Katanya begini, faktanya begitu. Mulai dari rindu didemo, revisi UU ITE, penguatan KPK, dan rentetan janji lainnya,” tulis BEM UI melalui akun Twitternya @BEMUI_Official, dikutip Senin (28/6).
Dalam postingan tersebut, BEM UI juga turut menyertakan ilustrasi beserta referensi tautan pemberitaan media yang memperlihatkan kontradiksi pernyataan Jokowi.
Para mahasiswa itu menyoroti pernyataan Jokowi yang mengungkapkandirinya rindu didemo dan meyakini pemerintah perlu dikontrol dengan cara didemo. Pernyataan itu disampaikan saat Jokowi masih menjabat sebagai Wali Kota Solo.
Mereka juga menyinggung berbagai kejadian yang menimpa massa demonstrasi di bawah kepemimpinan Jokowi. Mulai dari tindak kekerasan terhadap massa aksi demo Omnibus Law Cipta Kerja, aksi Hari Buruh 2021 hingga Hari Pendidikan Nasional 2021.
Polemik pelemahan KPK juga tidak luput dari sorotan kritik yang dilontarkan oleh BEM UI. Jokowi, kata mereka, hanya sebatas mengobral janji manis ketika acap kali menyatakan akan memperkuat lembaga antikorupsi tersebut.
“Semua mengindikasikan bahwa perkataan yang dilontarkan tidak lebih dari sekadar bentuk “lip service” semata,” tulis akun @BEMUI_Official di Twitter.
Surat Pemanggilan
Tidak berselang lama dari unggahan tersebut, pihak UI memanggil sejumlah pengurus BEM UI. Hal itu tertuang pada surat nomo4: 915/UN2.RI.KMHS/PDP.00.04.00/2021 yang ditandatangani oleh Direktur Kemahasiswaan UI, Tito Latif Indra. Pertemuan dilakukan di ruang rapat Ditmawa lantai 1 pada Minggu (27/6) pukul 15.00 WIB.
Leon Alvinda Putra, Ketua BEM UI, mengatakan pihaknya menjelaskan maksud dan tujuan mengenai kritik terhadap kepala negara yang disampaikan mellaui media sosial Twitter dalam pertemuantersebut. Pihaknya juga menegaskan tidak akan menghapus cuitan tersebut.
“Betul, saya tadi mengikuti pertemuan tersebut bersama wakil saya, bersama ketua DPM dan Wakil Ketua DPM. Pihak UI meminta keterangan dari kami, mengapa posting itu, tujuannya apa, dan kai jelaskan juga di situ,” ujar Leon, melansir dari CNN Indonesia Senin (28/6).
Leon melanjutkan, dalam pertemuan tersebut pihaknya sudah secara gamblang menjelaskan alasan postingan tersebut. Ia mengatakan nantinya pihak UI akan menindaklanjuti dengan menggelar pertemuan singkat di tingkat pimpinan.
JOKOWI: THE KING OF LIP SERVICE pic.twitter.com/EVkE1Fp7vz
— BEM UI (@BEMUI_Official) June 26, 2021
Baca juga: Singapura Siap Longgarkan Kebijakan Lockdown, Ini 9 Poin Aturannya