Memasuki bulan Dzulhijjah dalam penanggalan kalender Hijriyah, artinya sebentar lagi perayaan hari raya Idul Adha akan tiba. Sejumlah pertanyaan yang sering terlontar adalah bagaimana hukum niat qadha puasa dan Idul Adha?
Puasa sunnah di bulan Dzulhijjah sangat dianjurkan, terutama pada tanggal 8 dan 9 Dzulhijjah yang dikenal dengan puasa Tarwiyah dan Arafah. Tahun ini, puasa Tarwiyah dan Arafah jatuh pada tanggal 18 dan 19 Juli 2021.
Puasa Arafah sendiri memiliki keutamaan yang begitu besar. Seperti yang tergambar dalam hadith Nabi Muhammad SAW yang artinya,
“Puasa hari Arafah dapat menghapuskan dosa dua tahun yang telah lalu dan akan datang, dan puasa Asyura (10 Muharam) menghapuskan dosa setahun lalu,” (HR Muslim).
Hukum Niat Qadha Puasa dan Idul Adha
Seringkali muncul pertanyaan, bagaimana jika seorang muslim hendak melakukan puasa sunnah ini sementara ia belum selesai meng-qadha puasa Ramadhan? Apakah diperbolehkan menggabungkan keduanya?
Mengutip NU Online dalam “Hukum Qadha Puasa Ramadhan Digabung dengan Puasa Tarwiyah dan Puasa Arafah” yang ditulis oleh Alhafiz Kurniawan, dinyatakan dalam dua penjelasan.
Pertama, orang yang memiliki hutang puasa wajib Ramadhan, sebaiknya melakukan qadha puasa Ramdahan terlebih dahulu sebelum memasuki puasa Arafah, jika ia ingin melaksanakan puasa sunnah ini.
Namun jika ia baru teringat akan hutang puasa Ramadhan menjelang hari Arafah, ia tetap diperkenankan mengerjakannya dan qadha puasa Ramadhannya tetap sah.
Kedua, jika qadha puasa Ramadhan ingin digabungkan pengerjaannya di hari Arafah, maka dapat merujuk ke pendapat Ibnu Hajar al-Haitami, ulama besar mazhab Syafi’i. Menurut Ibnu Hajar al-Haitami, niat qadha puasa Ramadhan boleh digabung dengan niat puasa Arafah, dan orang yang melaksanakannya dapat menuai pahala dan keutamaan kedua puasa tersebut.
Pendapat tersebut dikuatkan oleh Sayyid Bakri bin Sayyid Muhammad Syatha ad-Dimyati dalam kitabnya I’anatuth Thalibin.
“Puasa sunnah pada hari-hari yang sangat dianjurkan untuk puasa memang dimaksudkan untuk hari-hari tersebut. namun, orang-orang yang berpuasa dengan niat lain pada hari-hari tersebut, maka dapatlah baginya keutamaannya. Ia menambahkan dalam kitab Al-I’ab. Dari sana, Al-Barizi berfatwa bahwa seandainya seseorang berpuasa pada hari tersebut dengan niat qadha puasa atau sejenisnya, maka dapatlah keduanya, baik ia meniatkan keduanya atau tidak,” (Juz II, Hlm. 224).
Berdasarkan pendapat dua ulama dari Mazhab Syafi’i di atas, menggabungkan niat qadha puasa Ramadhan dan puasa sunnah Arafah hukumnya diperbolehkan.
Baca juga: 7 Buah untuk Buka Puasa, Kesukaanmu Nomor Berapa?