Hari raya Idul Adha selalu identik dengan pembahasan hari Tasyrik. Jika dua hari sebelum hari raya Idul Adha disunnahkan untuk berpuasa, maka tiga hari setelah Idul Adha diharamkan untuk berpuasa. Mengapa demikian?
Hari Tasyrik dimulai pada tanggal 11 Dzulhijjah hingga 13 Dzulhijjah atau 3 hari setelah hari raya Idul Adha. Hari Tasyrik memiliki beberapa versi sejarah. Melansir laduni.id, penamaan Tasyrik didasarkan pada pengertian orang-orang yang menjemur (yusyarriquun) daging kurban. Selain itu Tasyrik juga diartikan membuat daging kurban menjadi dendeng.
Dan yang terakhir, Tasyrik juga berarti menyinarkan cahaya. Dimana arti tersebut sesuai dengan arti harfiah “Adha” yang berarti nampak. Sehingga pada hari Adha ‘mulai nampak’ disusul dengan Tasyrik ‘sinar cahaya’.
Keuatamaan Tasyrik
Allah swt. Telah berfirman dalam Al-Quran surah Al-Baqarah ayat 203 yang artinya: “Dan ingatlah kepada Allah dalam beberapa hari yang ditentukan”.
Menurut sahabat Ibnu Umar RA dan pendapat mayoritas ulama, yang dimaksud “hari-hari yang ditentukan” dalam ayat tersebut adalah tiga hari setelah hari raya Idul Adha, yaitu Tasyrik.
Dari ayat tersebut, secara tersirat Allah swt. mengisyaratkan keutamaan kepada hari Tasyrik dengan menjadikannya sebagai waktu yang istimewa untuk berdzikir mengingat-Nya.
Sehingga sudah sepatutnya Allah Swt memerintahkan kepada umat Islam untuk memperbanyak melakukan zikir di hari-hari tersebut.
Dan salah satu implementasi nyata dari perintah zikir tersebut adalah kesunnahan membaca Takbir yang diawali sejak salat subuh hari Arafah (9 Dzulhijjah) sampai salat ashar di hari Tasyrik terakhir (13 Dzulhijjah).
Larangan Berpuasa di Hari Tasyrik
Dalam kalangan Mazhab Syafii, hukum berpuasa di hari Tasyrik adalah haram. Hal tersebut didasrkan pada sabda Rasulullah saw. Yang artinya: “Hari Tasyrik adalah hari makan dan minum, dan mengingat Allah.” (HR. Muslim)
Allah swt. mensyariatkan terhadap umat Islam untuk menjadikan Tasyrik sebagai hari makan dan minum karena hari-hari tersebut masih satu rangkaian dengan hari raya Idul Adha.
Tasyrik dimaknai sebagai hari makan dan minum memiliki pesan tersirat sebagai upaya syariat dalam membantu mereka untuk semakin giat dalam beribadah mengingat Allah swt. Karena bentuk syukur paling sempurna atas nikmat yang diberikan adalah dengan semakin giat melakukan ibadah.
Baca juga: 7 Cara Menyimpan Daging Kurban di Kulkas, Wajib Dicoba